Fasum dan SDM Naikkan Level Desa Maju Jadi Mandiri

0
817
Kades Tegal Rejo, Kecamatan Kelumpang Hilir Kabupaten Kotabaru, Afifuddin (nomor 2 dari kiri) ketika menerima penghargaan dari Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor atas Lomba Poskamling se-Kalsel pada Oktober 2019 lalu. (foto: ist/brt)

Banjarbaru, BARITO

Empat desa di Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) berhasil menaikkan status indeks desa membangun (IDM) mereka. Sehingga empat desa itu berstatus Desa Mandiri.

Empat desa itu adalah di Kabupaten Kotabaru sebanyak 3 desa yakni Tegal Rejo Kecamatan Kelumpang Hilir, Desa Stagen dan Desa Semayap di Kecamatan Pulau Laut Utara. Kemudian 1 desa di Tamban, Kabupaten Batola yakni Purwosari I.

Keberhasilan naik level menjadi desa mandiri ternyata tidak terlepas dari kerja keras warga dan perangkat desa untuk meningkatkan pelayanan dan berswadaya.

Kades Semayap Kecamatan Pulau Laut Utara, Kabupaten Kotabaru, Hj Hamiyah mengatakan, desanya memiliki  rumah sakit dengan jumlah tenaga medis, baik dokter umum, dokter gigi dan bidan yang lebih dari cukup serta memiliki fasilitas pemadam kebakaran.

“Dengan kelengkapan itu, Desa Semayap menjadi Desa Mandiri karena fasilitasnya sudah dianggap lengkap,” jelasnya, Kamis (23/01/2020).

Hamiyah mengungkapkan, sebelum menjadi Desa Mandiri, Desa Semayap berkategori Desa Maju.

Ketika semua desa diwajibkan mengisi data pada sistem aplikasi IDM, jelasnya, ada informasi dari dinas pemberdayaan masyarakat dan desa bahwa semua aset harus dimasukkan. Termasuk aset daerah berupa rumah sakit,sekolah dan pemadam kebakaran atau fasilitas umum (fasum).

Dengan adanya status Desa Mandiri, memang sempat terjadi kekhawatiran bahwa desanya tidak lagi mendapatkan dana desa.

“Kami masih butuh dana desa karena kami tidak punya PAD. Disini kita mau usaha apa? Wisata dan BUMdes (badan usaha milik desa,red) juga tidak punya. Dulu kami ingin membangun bank sampah, tetapi pemerintah tidak memberikan lahannya. Tanah tidak bisa dibeli dengan dana desa, kecuali ada hibah .Karena tidak ada lahan untuk pembangunan gedung, maka pembangunan BUMdes batal,” jelasnya.

Sementara itu Kepala Desa Tegal Rejo, Kecamatan Kelumpang Hilir, Kabupaten Kotabaru,  Afifuddin menuturkan, salah satu keunggulan desanya adalah dari segi sumber daya manusia (SDM).

Warga desa tersebut rata-rata berpendidikan akademis dan berpotensi di bidang olahraga, wisata, UMKM, tata boga dan sebagainya. Di bidang olahraga misalnya, warga Desa Tegal Rejo menurutnya memiliki atlet sepakbola usia dini dan dewasa yang disegani kecamatan lain.

“Warga disini juga memiliki antuasisme tinggi sehingga lebih banyak melakukan swadaya. Ini menunjang program desa. Selain itu ada wisata Goa Batu Tunggal yang menjadi ikon desa,” ujarnya.

Afifuddin mengatakan, bantuan dari pemerintah hampir tidak ada, kecuali dana desa. Padahal  pihaknya sangat mengharapkan ada dukungan dari pemerintah, mengingat masih banyak infrastruktur yang harus dibangun dan dibenahi. Misalnya siring, drainase, jalan dan sebagainya.

Sebelumnya, Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Provinsi Kalsel,  Zulkipli menerangkan, penetapan Desa Mandiri itu merupakan yang pertama kalinya diperoleh Kalsel di tahun 2020 ini.

“Pengukuran status desa mandiri ini  dilakukan berdasarkan Indeks Desa Membangun atau IDM. Untuk Indeks Komposit yang dibentuk, maka Desa Mandiri telah memenuhi tiga indikator yaitu Ketahanan Sosial, Indeks Ketahanan Ekonomi dan Indeks Ketahanan Ekologi atau Lingkungan,” jelasnya awal pekan tadi. Selanjutnya dia menuturkan, tahun 2020 alokasi dana desa naik dari tahun sebelumnya yakni sebesar Rp 1,5 triliun. Atau naik dari tahun 2018 senilai Rp 1,4 triliun. Dalam hal ini, sebanyak 90 persen, dari ribuan desa di Kalsel masih mengandalkan dana desa. Zulkipli juga menekankan, bukan berarti desa yang telah berstatus mandiri tidak kebagian dana desa.

 

Muhammad Agus Fariady, A.Pi, MP
Kepala Seksi Pengembangan dan Pemberdayaan Lembaga Ekonomi Desa