
BANJARBARU – Siapa menyangka beberapa musisi dan tembang hit Indonesia era 70 hingga 80 an kembali berkumandang di momen peringatan Hari Pahlawan pada 10, Nopember 2023 di lingkup ASN Pemprov Kalsel. Paman Birin (Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor) mengadakan perlombaan Menyanyi Lagu Nostalgia antar Kepala SKPD.
Kepala Dinas PMD Kalsel H. Faried Fakhmansyah memilih melantunkan lagu yang pernah hit di Tahun 1986 dari salah satu musisi terkenal, Gombloh yang berjudul ‘Kugadaikan Cintaku’ hingga membuat para pejabat dan ASN berjoget karena lantunan nadanya yang ceria. Maka jadilah tembang kenangan ini menyeruak memeriahkan Ballroom Hotel Roditha Banjarbaru pada Jum’at (10/11) malam.
“Saya memilih tembang milik Gombloh ini karena lagunya memang sangat populer hingga saat ini dan musisinya juga melegenda,” ujar Faried.
Faried mengatakan, lagu ‘Kugadai Cintaku’ atau juga dikenal dengan lagu “Di Radio” memang enak didengar dan tak lekang oleh waktu. Ia yakin generasi milenial saat ini juga pasti tahu dan menyukai lagu milik Gombloh ini.
Ini dibuktikan dengan reaksi para hadirin serta suporter dari Dinas PMD yang tak berhenti berjoget di pinggir panggung, mereka ikut menyanyikan sepenggal lirik dari lagu tersebut yang berbunyi “laa..lalala lalaa..” seiring irama lagu yang Faried bawakan, hingga membuat suasana lomba semakin meriah.

Menurut Faried, Pahlawan tidak harus identik dengan mereka yang berjuang dengan senjata atau bambu runcing melawan penjajah, melainkan sosok pahlawan juga bisa berupa musisi yang menciptakan karya yang berguna bagi masyarakat. Demikian pula profesi lain yang berjuang dalam pembangunan bangsa dan negara, sehingga diharapkan generasi sekarang mampu meningkatkan kualitas diri agar bisa berperan dalam pembangunan.
Sebelumnya, pada Apel Peringatan Hari Pahlawan di Halaman Kantor Pemprov Kalsel, Jum’at (10/11), Gubernur Kalsel H Sahbirin Noor yang bertindak sebagai pembina apel menyampaikan pengertian pahlawan adalah sosok yang menonjol karena keberanian dalam memperjuangkan kebenaran. Sejarah membuktikan pada peristiwa 10 November, bangsa Indonesia adalah bangsa pejuang yang pantang menyerah dalam memperjuangan kemerdekaan dengan hanya berbekal keberaniaan dan senjata bambu runcing. (Eddy)