Karyawan Dinas PMD ikuti Sosialisasi Kanker

0
296

Para pejabat, staf, dan karyawan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Kalimantan Selatan mengikuti kegiatan Sosialisasi Kanker yang dilaksanakan Yayasan Sosialisasi Kanker Indonesia (YSKI) di Aula DPMD Kalsel di Banjarbaru, Jum’at (1/9/23).

Narasumber dari YSKI Khiratul Rahman menyampaikan, jika Kota Banjarbaru tertinggi di Kalsel dalam temuan kasus Kanker Payudara sebanyak 150 kasus pertahun pada 2022 kemarin.

“Itu baru kasus yang dilaporkan, kasus yang tidak dilaporkan tentu lebih banyak lagi,” ujar Khiratul.

Khiratul mengatakan, pencegahan kanker lebih baik daripada mengobati, meski ASN sudah dibekali asuransi kesehatan berupa BPJS Kesehatan, namun biaya pengobatan, kemoterapi dan biaya transportasi berobat tentu tidak sedikit.

Ia berharap para ASN dan masyarakat umumnya tidak menganggap remeh gejala timbulnya penyakit kanker yang biasanya diawali munculnya benjolan dan tumor.

“Segera periksakan ke dokter jangan dibiarkan,” imbuhnya.

Benjolan atau tumor yang tidak segera ditangani akan berkembang menjadi kanker ganas yang berpindah ke bagian tubuh lain melalui aliran darah yang disebut dengan Metastasis.

Narasumber yang terlihat masih berusia muda ini juga menyampaikan beberapa upaya mengenali munculnya gejala penyakit kanker prostat dan payudara serta langkah-langkah pencegahan.

Pemicu kanker bisa berasal dari cara pengolahan makanan yang salah, bahan pengawet (carsinogen), bahan kimia, polusi udara, dan keturunan (genetik).

Masyarakat sering tidak mengetahui jika memanaskan nasi dalam magic jar terlalu lama (lebih dari 16 jam) sudah tidak sehat lagi dikonsumsi, katanya.

Beberapa langkah pencegahan yang ia sarankan adalah sering mengkonsumsi makanan sehat seperti sayur dan buah, menghindari makanan yang diolah berlebih, dan mengandung bahan pengawet.

“Sering berolahraga, minimal 10 menit per hari,” sarannya.

Meski penyakit kanker bisa diturunkan dari orang tua (keluarga), namun penyakit mematikan ini masih bisa diobati jika belum mencapai stadium tiga.

Khususnya kanker prostat, lanjutnya, menjadi pembunuh nomor dua bagi kaum laki-laki, dikenali dari gejala sering buang air kecil.

Bahkan yang mengejutkan, penggunaan gawai (gadget/telepon android) secara aktif lebih dari 30 menit setiap hari bisa menjadi pemicu munculnya penyakit kanker di tubuh manusia.

Disampaikan pula, perokok pasif (orang yang tidak merokok) justru rentan terkena kanker paru-paru dibanding perokok aktif, karena menghirup lebih banyak zat berbahaya seperti nikotin dan tar.

Pihak YSKI Kalsel lantas memperkenalkan bahan tumbuhan alami (herbal) yang bisa digunakan masyarakat untuk mencegah dan mengobati penyakit kanker, yakni tanaman temu putih (curcuma zedoaria) masih satu famili dengan jenis tanaman temulawak, karena mengandung 95 persen Riboson Inacting Protein (RIP) zat pencegah kanker.

“Tanaman ini kadang tumbuh liar di alam bebas dan bisa dibudidayakan,” katanya.

Dibanding pengobatan medis yang jauh lebih mahal dari segi biaya. Untuk pengobatan medis satu kali suntikan zat RIP mencapai Rp3 juta atau total Rp9 juta untuk tiga bulan agar terbebas dari penyakit kanker untuk lima tahun ke depan.

Bagi masyarakat yang tertarik berkonsultasi masalah kanker atau ingin belajar membudidayakan tanaman temu putih bisa menghubungi YSKI Kalsel yang memiliki Mess di Jalan Pramuka Komplek Bumi Melati Indah, Banjarmasin atau menghubungi Khiratul Rahman di nomor telpon 08127063112. (Eddy Abdillah)