Dinas PMD Kalsel Gali Informasi Terkait Aspek Pemberdayaan ILP Kesehatan

0
253

BARABAI – Kepala Bidang Kelembagaan Masyarakat dan Sosial Dasar (KMSD) pada Dinas Pemberdayaan Masyarakt dan Desa (Dinas PMD) Provinsi Kalimantan Selatan, Hj. Noor Saufiah, S.Sos. bersama Kasi Sosial Dasar dan Budaya Masyarakat Elsa Sari, S.P., M.M. serta sejumlah staf Bidang KMSD berkunjung ke Puskesmas Barabai yang menjadi salah satu puskesmas lokus penerapan Integrasi Layanan Primer (ILP) oleh Kementerian Kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan.

“Sebagai instansi pemerintah yang berkaitan dengan pemberdayaan, kita sering ditanyai mengenai aspek pemberdayaan di setiap program pemerintah, termasuk program ILP di Kementerian Kesehatan ini,” ujar Noor Saufiah kepada pejabat Puskesmas Barabai yang menerima kunjungan kerjanya.

Kabid KMSD yang punya panggilan akrab Ufi ini berharap, Dinas PMD Kalsel mendapat informasi setiap program pemerintah, agar nantinya bisa memberi informasi kepada masyarakat dan memfasilitasi aspek pemberdayaan pada program tersebut.

Pihak Puskesmas Barabai menyampaikan, ILP merupakan salah satu transformasi sistem pelayanan kesehatan primer yang bertujuan untuk mendekatkan layanan kesehatan berkualitas kepada masyarakat melalui integrasi pelayanan kesehatan primer.

“Program ILP mengintegrasikan semua program yang ada di Kementerian Kesehatan,” ujar pihak Puskesmas Barabai, M. Firdaus di Barabai, Kamis (7/12/23).

Dikatakan, layanan primer adalah layanan dasar yang dilakukan oleh puskesmas. Integrasi dilakukan ke semua program termasuk FKTP (Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama) lainnya. 

Firdaus mengatakan, layanan kesehatan yang terkait bidang pemberdayaan berada di puskesmas pembantu (pustu) karena terdapat petugas kader yang ikut memberikan pelayanan.

Namun pelayanan hanya dilaksanakan apabila dilaksanakan kegiatan di pustu, diharapkan petugas kader bisa lebih sering melaksanakan kegiatan di pustu, namun masih belum jelas mengenai pengupahan atau pemberian insentif untuk kader.

Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST) memiliki dua buah pustu dan untuk layanan ILP difokuskan di Pustu Desa Ayuang Kecamatan Barabai.

“Selama ini setiap kader menerima Insentif Rp25. 000 per kegiatan, bersumber dari dana box program ini,” katanya.

Firdaus mengatakan, agar kader bisa rutin melaksanakan kegiatannya di Pustu bisa dibantu insentifnya melalui dana desa atau APBDes.

Ia menambahkan, Puskesmas Barabai sebenarnya sudah satu tahun melakukan transformasi layanan kesehatan, bedanya layanan ILP sesuai dengan siklus hidup pasien, dimana pelayanan kesehatan terbagi atas klaster-klaster.

Pada pelayanannya, ILP berfokus pada tiga hal, yakni penerapan siklus hidup. kedua, fokus dari integrasi layanan, dan; ketiga, memperkuat pemantauan wilayah melalui digitalisasi dan pemantauan melalui dashboard situasi kesehatan perdesa.

Kerja sama antara pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan pihak terkait lainnya diperlukan untuk mendukung integrasi pelayanan kesehatan primer. Langkah-langkah strategis termasuk penyusunan norma standar prosedur, asistensi kepada pemerintah daerah, peningkatan kapasitas kader posyandu, pengalokasian anggaran, dan pembinaan dan pengawasan posyandu secara berjenjang.

Integrasi pelayanan kesehatan primer merupakan lompatan besar dalam meningkatkan kesehatan masyarakat, dari tingkat desa hingga kelurahan. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat diarahkan untuk menciptakan pelayanan kesehatan yang terintegrasi dan menyeluruh, dengan fokus pada keluarga sebagai unit terkecil masyarakat. 

Selain mengunjungi puskesmas yang rencananya menjadi locus program ILP, jajaran Dinas PMD Kalsel bidang KMSD juga bersilaturrahmi ke Dinas PMD Kabupaten HST dan HSU untuk melakukan koordinasi dan tukar informasi terkait pengembangan program dan kegiatan kedepan. (Eddy Abdillah)